Delapan tahun silam, ketika baru beberapa bulan pasca resign sebagai karyawan, saya nyaris setiap hari merasa mual, cemas, takut dan pusing tanpa sebab yang jelas.
Sering kali saya membatin, apakah ini karena kebiasaan menerima amplop gaji bulanan yang telah berlangsung sekian puluh tahun, dan… gubrakkk… tiba tiba tidak lagi menerima amplop gaji.
Dan memang, psikologis ketakutan dan kecemasan sebagai kepala rumah tangga, yang tidak mampu menafkahi keluarga, telah meluluh lantakkan mental, yang selama ini selalu tegar menghadapi apapun bentuk “anugerah” kehidupan.
Di sisi lain, bisnis yang sudah berjalan (sudah eksis ketika masih berprofesi karyawan) dan diharapkan dapat mengganti amplop gaji, hwarakadah… malah penuh masalah dan kemudian… ditutup untuk “cut loss”.. hiks.. !!
Dampaknya… jiwa terasa kosong dan kehilangan sesuatu yang berharga, sesuatu yang selalu membuat aman, nyaman dan mapan dalam melakoni kehidupan.
Goncangan tersebut sempat membuat tidak pede beberapa saat, dan sering “minder” setiap kali bertemu dengan teman-teman ataupun famili, karena tidak ada lagi yang dapat dibanggakan sebagai aktualisasi manusia.
Tambah lagi suasana di rumah terasa “panas”, sering konflik dengan isteri dan anak-anak hanya karena hal yang sepele, yah.. emosi jiwa kami sangat sensisitif dalam menjalani realitas kehidupan.
Mungkin hal tersebut karena eksistensi keputusan “down grade” gaya hidup di dalam rumah tangga, sehingga hal itu membuat tidak nyaman semua anggota keluarga.
Suatu keputusan pahit yang memang harus diambil, agar bendera bisnis dapat berkibar dengan baik dan sehat pada fase “start up” dan growing.
Last but not least, saya bangkit lagi dari keterpurukan hanya berbekal cinta dan dukungan tiada henti dari isteri dan anak-anak… they’re my breath.. they’re my inspirations.. !!
Kini terbukti, kekuatan cinta dapat menimbulkan kekuatan dahsyat untuk bangkit dari keterpurukan dan menghilangkan rasa takut, cemas, gamang dan seabreg hambatan psikis lainnya.
Tanpa isteri dan anak-anak, saya tidak punya arti apa-apa… I love you so much.. !!
the power to rise above adversity! be an en trepreneur
So true… thanks for your kind words… 🙂
@faizal alfa,
salam kenal kembali.
terima kasih support & kunjungannya.
dan jika, bisa, saya sudah menjalani bisnis aqua di jl, nyai a, dahlan no49 jogjakarta, selama 3 bln, tapi harga saya kayak nya terlau tinggi dari agen nya, 10.000, bagaimana solusi naya…?
@husein man sovei,
bisnis merupakan “proses”, sehingga merupakan hal yang wajar apabila mendapatkan peluang ataupun menemui hambatan.
persaingan merupakan vitamin dlm berbisnis, solusinya adalah meningkatkan standar pelayanan kepada pelanggan, sehinngga pelanggan akan loyal.
pak, saya mau menanya kan untuk menjadi agen aqua di wilayah kota jogja, apakah masih ada peluang,,,,?
di tunggu
sama yang saya hadapi sekarang pak?umur saya sekarang 25 tahun.saya ingin memulai usaha di waktu muda dengan asumsi pemikiran saya, blm ada tanggungan. tapi dari pihak orang tua pasti takut akan kegagalan yg akan di alami oleh anaknya. mohon solusinya…..
@surya,
Pemikiran yg bagus unt memulai usaha di saat usia masih muda, karena profesi wirausaha memerlukan kerja keras dan cerdas.
Kendala sering kali berasal dari faktor keluarga (orang tua, pasangan hidup), sehingga diperlukan stamina extra unt meyakinkan mereka, bahwa wirausaha adlh pilihan hidup & stigma ketakutan gagal dlm berbisnis tidak relevan.
Bisnis pasti akan berkembang baik apabila dikelola dng cerdas, serta sesuai dng pakem bisnis yg lazim.
Salam entrepreneur.